Rabu, 20 Mei 2015

Kepemudaan

"SERIBU ORANG BERJIWA TUA HANYA DAPAT BERMIMPI, SATU ORANG BERJIWA MUDA DAPAT MENGUBAH DUNIA" (Bung Karno)
Kutipan diatas adalah ungkapan dari sosok seorang pemimpin yang sangat percaya pada kekuatan dari para pemuda/i. Bagi beliau, masa depan bangsa ada ditangan para pemuda/i-nya. Jika pemuda/i suatu bangsa tidak lagi memiliki karakter dan rasa nasionalisme yang kuat, maka kehancuran telah menunggu  bangsa itu. Pemuda/i adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Kepercayan beliau hari ini telah di uji. Memasuki tahun 2015, masyarakat Indonesia telah disibukkan untuk menghadapi Asean Economic Comunity (AEC). Bergabungnya Indonesia kedalam AEC ini membuka kesempatan bagi masyarakat Indonesia maupun luar Indonesia untuk bersaing secara bebas di negara peserta AEC tersebut. Batasan perekonomian antar negara semakin tipis. Produk asing dapat dengan bebasnya tersebar keseluruh penjuru Indonesia.
Hal ini tentu berpengaruh pada masyarakat Indonesia secara langsung. Perlu adanya daya saing yang kuat dalam diri setiap pemuda/i untuk menghadapi ketatnya daya saing yang akan muncul nantiya. tentu tidak ada yang menginginkan masyarakat Indonesia hanya menjadi penonton dan konsumen di negri sendiri. Hal ini hanya bisa diwujudkan dengan membangun pengembangan kepemimpnan, daya saing dan karakter pemuda/i Indonesia. Pengembangan kepemimpinan pemuda adalah kegiatan mengembangkan potensi keteladanan, keberpengaruhan, serta penggerakan pemuda.
Pemerintah dalam hal ini telah membuat kebijakan kebijkan dalam pengembangan potensi kepemudaan di Indonesia melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).  Menpora sendiri telah mengeluarkan peraturan Mentri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia nomor 0059 tahun 2013 tentang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda. Pengembangan kepemimpinan pemuda ini dilakukan melalui :
1. Pendidikan
Pendidikan kepemimpinan pemuda adalah proses pembelajaran untuk menanamkan nilai dan meningkatkan pengetahuan kepemimpinan.
2. Pelatihan
Pelatihan kepemimpinan pemuda adalah kegiatan simulasi dan praktik untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan pemuda.
3. Pengaderan
Pengaderan kepemimpinan pemuda adalah proses pembentukan dan penyiapan kader kepemimpinan pemuda dalam berbagai bidang dan tingkatan.
4. Pembimbingan
Pembimbingan kepemimpinan pemuda adalah proses pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas kepemimpinan pemuda.
5. Pendampingan
Pendampingan kepemimpinan pemuda adalah proses pemberian supervisi dan advokasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan pemuda.
6. Forum Kepemimpinan Pemuda
Forum kepemimpinan pemuda adalah wadah pengembangan potensi kepemimpinan dan wawasan kebangsaan pemuda.

6 kegiatan pengembangan tersebut diharapkan dapat mencetk karakter kepemudaan yang memiliki daya saing dalam menghadapi AEC 2015. Karakter yang kuat dari para pemudalah yang dapat membuat seluruh aspek ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia menjadi kuat.

Jumat, 15 Mei 2015

Pergerakan mahasiswa dari masa ke masa

“Sejarah dunia adalah sejarah orang muda, apabila angkatan muda mati rasa, maka matilah sejarah sebuah bangsa. -Pramoedya Ananta toer
Di Indonesia, mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mengubah sejarah kebangsaan dan perjalanan demokrasi. Catat saja bagaimana peranan mahasiswa mampu merubah wajah perpolitikan saat ini yaitu dengan Gerakan reformasinya. Jauh beberapa tahun kebelakang kita mengenal angkatan gerakan kemahasiswaan dengan segala momentum sejarah kebangsaan di tanah air.

1. Gerakan Mahasiswa Tahun 1966
Dikenal dengan istilah angkatan 66, gerakan ini awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, dimana sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang sekarang berada pada lingkar kekuasaan atau pernah pada lingkar kekuasaan, siapa yang tak kenal dengan Akbar Tanjung dan Cosmas Batubara. Apalagi Sebut saja Akbar Tanjung yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) periode tahun 1999-2004.
Angkatan 66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten Negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Eksekutif pun beralih dan berpihak kepada rakyat, yaitu dengan dikeluarkannya SUPERSEMAR (surat perintah sebelas maret) dari Presiden Sukarno kepada penerima mandat Suharto. Peralihan ini menandai berakhirnya ORLA (orde lama) dan berpindah kepada ORBA (orde baru). Angkatan 66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyaknya aktivis 66 yang duduk dalam kabibet pemerintahan ORBA.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1972
Gerakan ini dikenal dengan terjadinya peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas Januari). Tahun angkatan gerakan ini menolak produk Jepang dan sinisme terhadap warga keturunan. Dan Jakarta masih menjadi barometer pergerakan mahasiswa nasional, tokoh mahasiswa yang mencuat pada gerakan mahasiswa ini seperti Hariman Siregar, sedangkan mahasiswa yang gugur dari peristiwa ini adalah Arif Rahman Hakim.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1980 an.
Gerakan pada era ini tidak popular, karena lebih terfokus pada perguruan tinggi besar saja. Puncaknya tahun 1985 ketika Mendagri (Menteri Dalam Negeri) Saat itu Rudini berkunjung ke ITB. Kedatangan Mendagri disambut dengan Demo Mahasiswa dan terjadi peristiwa pelemparan terhadap Mendagri. Buntutnya Pelaku pelemparan yaitu Jumhur Hidayat terkena sanksi DO (Droup Out) oleh pihak ITB (pada pemilu 2004 beliau menjabat sebagai Sekjen Partai Serikat Indonesia / PSI).

2. Gerakan Mahasiswa Tahun 1990-an
Isu yang diangkat pada Gerakan era ini sudah mengkerucut, yaitu penolakan diberlakukannya terhadap NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Kordinasi Kampus) yang membekukan Dewan Mahasiswa (DEMA/DM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Pemberlakuan NKK/BKK mengubah format organisasi kemahsiswaan dengan melarang Mahasiswa terjun ke dalam politik praktis, yaitu dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0457/0/1990 tentang Pola Pembinaan dan Pengembangan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, dimana Organisasi Kemahasiswaan pada tingkat Perguruan Tinggi bernama SMPT (senat mahasiswa perguruan tinggi).
Organisasi kemahasiswaan seperti ini menjadikan aktivis mahasiswa dalam posisi mandul, karena pihak rektorat yang notabane perpanjangan pemerintah (penguasa) lebih leluasa dan dilegalkan untuk mencekal aktivis mahasiswa yang berbuat “over”, bahkan tidak segan-segan untuk men-DO-kan. Mahasiswa hanya dituntut kuliah dan kuliah saja.
Di kampus intel-intel berkeliaran, pergerakan mahasiswa dimata-matai. Maka tidak heran jika misalnya hari ini menyusun strategi demo, besoknya aparat sudah siap siaga. Karena banyak intel berkedok mahasiswa.
Pemerintah Orde Baru pun menggaungkan opini adanya pergerakan sekelompok orang yang berkeliaran di masyarakat dan mahasiswa dengan sebutan OTB (organisasi tanpa bentuk). Masyarakat pun termakan dengan opini ini karena OTB ini identik dengan gerakan komunis.
Sikap kritis mahasiswa terhadap pemerintah tidak berhenti pada diberlakukannya NKK/BKK, jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai kendaraan lain untuk menghindari sikap refresif Pemerintah, yaitu dengan meleburkan diri dan aktif di Organisasi kemahasiswaan ekstra kampus seperti PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PMKRI (Pergerakan Mahasiswa Katholik Republik Indoenesia) atau yang lebih dikenal dengan kelompok Cipayung.

3. Gerakan Mahasiswa Tahun 1998
Gerakan mahasiswa era sembilan puluhan mencuat dengan tumbangnya Orde Baru dengan ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada tanggal 12 mei 1998.
Gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan mencapai klimaksnya pada tahun 1998, diawali dengan terjadi krisis moneter di pertengahan tahun 1997. harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Mahasiswa pun mulai gerah dengan penguasa ORBA, tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda REFORMASI nya mendapat simpati dan dukungan yang luar biasa dari rakyat. Mahasiswa menjadi tumpuan rakyat dalam mengubah kondisi yang ada, kondisi dimana rakyat sudah bosan dengan pemerintahan yang terlalu lama 32 tahun! politisi diluar kekuasaan pun menjadi tumpul karena terlalu kuatnya lingkar kekuasaan, dan dikenal dengan sebutan jalur ABG (ABRI, Birokrat, dan Golkar).
Simbol Rumah Rakyat yaitu Gedung DPR/MPR menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia, seluruh komponen mahasiswa dengan berbagai atribut almamater dan kelompok semuanya tumpah ruah di Gedung Dewan ini, tercatat FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta), FORBES (Forum Bersama), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan FORKOT (Forum Kota). Sungguh aneh dan luar biasa, elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan : Turunkan Soeharto.
Memang lengser nya Soeharto seolah menjadi tujuan utama pada gerakan mahasiswa sehingga ketika pemerintahan berganti, isu utama kembali kepada kedaerahan masing-masing.
REFORMASI terus bergulir, perjuangan mahasiswa tidak akan pernah berhenti sampai disini. Perjuangan dari masa ke masa akan tumbuh jika Penguasa tidak berpihak kepada rakyat.

4. Gerakan Mahasiswa tahun 2000-an
mahasiswa di zaman yang lebih modern ini mulai mengalami pola pergerakan yang berbeda. lebih banyak pergerakan yang sifatnya "bawah tanah". namun mahasiswa masi tidak segan untuk turun ke jalan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang memberatkan rakyat. pergerakan mahasiswa pernah mampu memaksa pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM. Namun selain turun kejalan, mahasiswa juga mulai bergerak dengan melakukan audiensi langsung bersama pihak-piak terkait.

5. Gerakan mahasiswa tahun 2010-an dan seterusnya
Pergerakan mahasiswa di era teknologi ini semakin mengalami perubahan. pergerakan banyak dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi. kegiatan demonstrasi juga tidak seintens dulu. Mahasiswa lebih tertarik dengan kegiatan audiensi bersama pihak terkait, membuat pertemuan atau surat terbuka, dll yang sifatnya lebih ke rah pergerakan "bawah tanah". Banyak pihak yang menganggap ini sebuah kemajuan, namun tidak sedikit juga yang menganggap pergerakan semacam ini adalah bukti dari kemunduran mental pemuda/i Indonesia. namu pergerakan semacam ini sepertinya akan terus berkembag karena teknologi yang akan terus mendukung pergerakan semacam ini.

Organisasi dan Pembentukan Karakter

Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama dengan aturan dasar yang telah disepakati. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. pengertian tersebut membuat organisasi memiliki beberapa syarat, yaitu:
1. Anggota, sebagai konseptor, eksekutor, dan evaluator. minimal terdiri dari 2 orang
2. Tujuan yang sama yang diwujudkan dalam Visi Misi
3. Aturan dasar, nilai, dan adat istiadat.

ketiga hal tersebut adalah penyusun pokok suatu organisasi. al tersebut juga yang membedakan antara organisasi dengan kelompok. Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya tujuan, peraturan, apalagi tanpa anggotanya.

Lalu apa hubungan antara organisasi dengan pembentukan karakter?
Karakter seorang manusia diisi dengan 2 hal, yaitu Hard Skill dan Soft Skill. Hard skill dapat kita dapatkan dalam kegiatan belajar mengajar karena hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan teknis. Sedangkan soft skill dapat kita dapatkan dalam kegiatan keorganisasian karena soft skill merupakan kemampuan yang berhubungan dengan cara berkomunikasi, kedisiplinan, profesionalisme,dll. Hal ini menunjukkan bahwa untuk membentuk suatu karakter yang baik, dibutuhkan perpaduan antara kegiatan akademik dan non-akademik yang sinkron.

karakter ini tentu perlu dibentuk saat seseorang masih dalam masa belajar (TK-Kuliah). Saat sudah memasuki dunia kerja, seseorang sudah harus bisa survive dengan karakternya saat itu. Tentu saja karakter yang telah dimiliki oleh seseorang juga akan sangat berpengaruh pada karir yang akan dijalani. Perusahaan cenderung lebih tertarik pada karyawan dengan kemampuan soft skill baik.
Hal ini telah diteliti secara mendalam oleh National Association of Colleges and Employers (NACE), Amerika Serikat pada tahun 2002. NACE melakukan survei terhadap 457 pimpinan perusahaan mengenai karateristik unggul seorang calon pekerja. Dari survei tersebut, diperoleh 20 kepribadian unggul (Winning Charateristic) lulusan yang paling dicari oleh perusahaan (diurutkan berdasarkan skor tertinggi) yakni sebagai berikut :
  1. Kemampuan Komunikasi – 4.69
  2. Kejujuran/Integritas  –  4.59
  3. Kemampuan Bekerja Sama  – 4.54
  4. Kemampuan Interpersonal –   4.5
  5. Beretika  –  4.46
  6. Motivasi/Inisiatif  –  4.42
  7. Kemampuan Beradaptasi –  4.41
  8. Daya Analitik –  4.36
  9. Kemampuan Komputer  – 4.21
  10. Kemampuan Berorganisasi – 4.05
  11. Berorientasi pada Detail-  4.0
  12. Kepemimpinan  –  3.97
  13. Kepercayaan Diri  – 3.95
  14. Ramah –  3.85
  15. Sopan –  3.82
  16. Bijaksana  – 3.75
  17. Indeks Prestasi (>=3.0) – 3.68
  18. Kreatif – 3.59
  19. Humoris  – 3.25
  20. Kemampuan Berwirausaha – 3.23
 Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan mengikuti suatu organisasi kita dapat membentuk karakter yang lebih siap menghadapi dunia kerja dan memberikn perubahan pada dunia.