Selasa, 30 Juli 2019

Coretan "Dua Garis Biru"


Film "Dua Garis Biru" ini merupakan salah satu film yang buat saya pribadi, merupakan film yang sarat akan edukasi buat banyak pihak. Mulai dari para remaja yang memasuki masa-masa kasmaran, orang tua yang punya anak di usia remaja, dan bahkan dunia pendidikan. Pada tulisan kali ini saya ingin menyampaikan opini tentang edukasi apa yang harus dipahami oleh masing-masing unsur tadi.

Sebelum masuk ke poin utamanya, saya mau membahas satu hal yang tidak kalah pentingnya. Sejak munculnya  trailer film ini, sudah banyak pro kontra yang muncul. Terutama mengenai adegan-adegan yang dianggap terlalu vulgar dan tidak sesuai umur pemerannya. Untuk pendapat ini saya setuju, karena saya rasa mungkin bisa ada alternatif lain yang bisa digunakan untuk menceritakan alur cerita tanpa ada adegan romantis diawal film. mungkin bisa dibandingkan dengan film dengan alur cerita yang kurang lebih sama dari negri sebrang yang diawali dengan langsung pada adegan tes kehamilan. Saya rasa itu tidak mengurangi bobot pemahaman yang bisa diterima oleh penonton diawal film.

Jadi kalau saya boleh katakan, kesalahan film ini hanya satu, yaitu menampilkan adegan cukup dewasa diawal film. Tapi setelahnya, saya rasa sudah amat sangat baik dan cukup mengedukasi. Dan mudah-mudah sebagai penonton, kita bisa mengedepankan nilai dan manfaat yang bisa kita ambil dari film ini.

oke sekarang kita mulai bahas ya.

1. para remaja
Ya, untuk seluruh teman-teman, adik-adik, dan mungkin kakak-kakak yang belum menikah, Film ini menunjukkan sosok 2 remaja yang sangat kekanak-kanakan dalam melakukan kesalahan tapi begitu dewasa dalam mempertanggungjawabkan kesalahannya. bagaimana sosok Dara bisa menunjukkan kedewasaan untuk menghargai sebuah kehidupan yang ia ciptakan. Dara bisa saja setuju untuk menggugurkan anak dalam kandungannya, tapi dia memilih tidak melakukannya dan mengambil semua resiko untuk mempertahankan bayi tersebut. Ini adalah keputusan besar yang tidak dilakukan oleh jutaan wanita lain yang mungkin mengalami kasus yang sama.
Lalu juga untuk sosok Bima yang tidak kalah keren menurut saya. Bukan karena wajahnya yang masih tampan walaupun dibuat dekil sedemikian rupa, tapi dari bagaimana dia bisa menunjukkan sikap gentleman-nya sebagai seorang laki-laki. Bagaiman ia tidak lari walaupun banyak pihak yang memberi tekanan dan walaupun sepertinya dia sendiri tidak terlalu bisa membayangkan betapa beratnya kehidupan yang mungkin akan dia jalani. Ini perlu banget dicontoh sama laki-laki di luar sana yang kalau kata orang-orang "mau enaknya aja".
Memang kalau dilihat dari akhir ceritanya sedikit bikin galau dan kecewa sih. Tapi mungkin ini memang realitanya. Sedewasa apapun 2 manusia ini sebagai orang tua, tapi mereka tetap remaja labil yang masih sangat tidak stabil emosinya. Perpisahan mereka menunjukkan bahwa memang membangun rumah tangga butuh 2 orang yang sama-sama kuat dan sabar. Dua hal yang mungkin belum bisa dimiliki anak seusia mereka. Akhir yang tidak menyenangkan tapi cukup masuk akal. Tapi walau begitupun keputusan akhir dimana sang bayi dirawat oleh ayahnya masih tetap menunjukkan hebatnya kedua orang tuanya.

2. Orang Tua
Kenyataan seperti di film ini pasti akan terasa pahit bagi orang tua manapun. Baik dari sisi laki-laki maupun perempuannya. Di film ini menunjukkan 2 tipe orang tua, yang pertama orang tua yang memiliki karir, kaya, tapi punya sedikit waktu untuk bersama anaknya yaitu orang tua Dara; dan orang tua yang  lebih banyak berkegiatan di rumah, ekonomi pas pasan, tapi punya banyak waktu bersama anak yaitu orang tua Bima. Pola pikir yang menjadi pembeda diantara mereka. Orang tua bima lebih mengedepankan bertanggung jawab pada anak yang dikandung Dara, sedangkan orang tua dara mengedepankan masa depan anaknya. Tidak ada yang salah, perbedaan tersebut justru  membuat mereka bisa saling melengkapi.
Yang paling saya apresiasi adalah bahwa seberat apapun, sekesal apapun, kedua orang tua ini tetap menjalankan apa yang diputuskan oleh anak-anaknya. Jika kita perhatikan lagi, semua keputusan besar pada akhirnya ada di tangan Bima dan Dara. Ini sangat luar biasa. Saat ini masih banyak orang tua yang merasa bahwa anaknya adalah miliknya. Saat anak melakukan kesalahan maka banyak orang tua yang menganggap bahwa otomatis mereka bisa mengambil alih kendali. Padahal saya rasa tidak. Membiarkan anak menyelesaikan masalah dan mengambil keputusannya sendiri justru adalah bentuk kasih sayang terbaik yang bisa diberikan orang tua, karena dari 2 hal itu anak akan belajar bahwa hidup bukan hanya sekedar benar dan salah. 
Di beberapa adegan juga seolah-olah menyampaikan secara langsung apa yang sering menjadi penyebab rusaknya hubungan orang tua dan anak. Seperti kurangnya waktu yang diberikan orang tua Dara kepada anaknya, kurang seringnya orang tua mengobrol dengan anaknya seperti yang dikeluhkan orang tua Bima, dan mengenai buruknya cara anak dan orang tua berkomunikasi disaat terjadi konflik. Momen-momen barusan yang paling menyentuh sisi kekeluargaan buat saya. 
3. Lembaga Pendidikan
Sikap dari sekolah Bima dan Dara tidak kalah penting menurut saya. Di film menunjukkan bahwa akhirnya Dara harus berhenti sekolah. Pihak sekolah tidak mengeluarkan tapi menghimbau untuk mengundurkan diri. Bagi sebagian orang memang ini hal yang tepat. Tapi ada satu hal yang cukup mengganggu bagi saya pribadi. 
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan. Tugasnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Membenarkan yang keliru, memberikan pengetahuan bagi yang tidak tau, dan membimbing yang salah. Secara profesional memang sekolah tidak salah, karena mereka tidak mengeluarkan Dara. mereka hanya menyarankan, karena khawatir Dara tidak bisa menerima tekanan dari teman-temannya. bagi saya ini terkesan seperti "mengusir secara halus".
Saya rasa semua orang berhak atas pendidikan. Walaupun dia orang paling hina sekalipun, ia tetap punya hak untuk pendidikan. Bagi saya, hak mendapatkan pendidikan sama seperti hak menghirup oksigen, tidak ada batasnya. Saat seseorang melakukan kesalahan, respon dari lingkungannya akan sangat berpengaruh besar atas bagaimana kesalahan itu dapat merubah hidupnya. Dan lembaga pendidikan seharusnya dapat memahami ini. Dara dan Bima masih ada di usia remaja, butuh dukungan dan bimbingan dari lingkungan sekitar. Bimbingan yang tepat akan membuat remaja bisa mencegah suatu kesalahan terjadi, membangkitkan mereka dari keterpurukan, dan menjadikan sebuah kesalahan menjadi pembelajaran yang nantinya bisa melahirkan pribadi yang lebih baik lagi. Setelah keluar dari sekolah, otomatis Dara kehilangan akses dari 1 tempat yang bisa memberikan bimbingan kepadanya. Ya walaupun masih ada orang tua. Setiap sekolah atau lembaga tentu memiliki otonomi sendiri untuk membuat sebuah kebijakan. Tapi alangkah lebih baiknya jika tidak mengurangi tujuan awalnya dibentuk. Saya rasa hukuman sosial sudah cukup menyadarkan bahwa dara dan bima sudah melakukan kesalahan. Dan sekolah tidak boleh mendidik dengan cara menghukum.
 tiga pihak diatas yang paling penting bagi saya untuk dibahas. Karena memang dalam film ini tidak terlalu menunjukkan sisi yang lainnya. Secara keseluruhan film ini sangat perlu ditonton dan di bahas. Saya rasa akan menarik jika diadakan nobar dan diskusi di sekolah-sekolah. Bisa jadi ajang promosi kesehatan reproduksi dan resiko pernikahan usia dini juga.

Tulisan ini berdasarkan sudut pandang saya dan tentu akan ada perbedaan persepsi diantara semua penonton. Tapi secara keseluruhan saya sangat mengapresiasi dibuatnya film ini. Diluar pro kontra yang ada, kita harus ingat bahwa semua orang pasti melakukan kesalahan, baik yang fatal maupun tidak, yang perlu kita lakukan adalah belajar dari kesalahan yang kita lakukan maupun orang lain lakukan.


Senin, 22 Juli 2019

Never Ending Problem



"Kenapa masalah aku gak selesai-selesai sih? Belum selesai yang satu, dateng lagi yang lain."
 Kalimat tadi sepertinya menjadi kalimat keluhan yang paling sering keluar di era sekarang. Sulitnya kondisi ekonomi, tingginya jenjang pendidikan tanpa kuatnya karakter, sampai lingkungan sosial yang terkadang membuat kita merasa menjadi pecundang, telah berhasil memunculkan perasaan bersalah, tidak berdaya, atau yang sering kita sebut dengan "galau".
Banyak dari kita sibuk mencari apa yang salah dilingkungan kita. Apakah mungkin kita salah pergaulan, salah memilih bidang pendidikan, salah memilih karir, dan sebagainya. Permasalahannya, seringkali kita gagal menemukan "apa yang salah" padahal kondisi terasa semakin berat. Kondisi seperti ini justru membuat kita merasa semakin tidak berdaya, dan ujungnya seringkali berakhir dengan depresi.
Mungkin kita perlu mengubah cara kita mencari sumber masalah-masalah kita. Bisa jadi sumber masalah tidak dapat kita temukan diluar, karena ternyata sumber masalah tersebut ada pada diri kita sendiri. Kita terlalu sibuk menyalahkan lingkungan dan mengkambinghitamkan orang-orang sekitar yang tidak kita senangi. Padahal bisa jadi masalah itu justru muncul dari sifat-sifat buruk yang ada pada diri kita sendiri.
Mungkin karena sikap masa bodoh, kita dijauhi oleh teman. Mungkin karena sifat tidak profesional dan tidak disiplin, kita belum dipercayakan pekerjaan yang menjanjikan. Mungkin karena sikap cuek dan tidak peduli lingkungan, kita kurang mendapat respect dari orang lain. Dan tentu masih banyak kemungkinan lain, yang sumbernya dari diri kita sendiri, yang membuat kita masih belum nyaman dengan kondisi saat ini.
Pada akhirnya, kita tidak bisa memungkiri bahwa sebesar apapun perubahan yang ada di dunia ini, dimulai dari perubahan kecil yang terjadi pada diri seseorang. Maka setiap dari kita bisa memulai untuk merubah cara hidup kita untuk merubah apa yang kita rasakan dalam kehidupan ini. Tidak semua yang ada di diri kita buruk, maka jangan biarkan kebaikan kita tertutupi oleh keburukan. 
  

Rabu, 20 Mei 2015

Kepemudaan

"SERIBU ORANG BERJIWA TUA HANYA DAPAT BERMIMPI, SATU ORANG BERJIWA MUDA DAPAT MENGUBAH DUNIA" (Bung Karno)
Kutipan diatas adalah ungkapan dari sosok seorang pemimpin yang sangat percaya pada kekuatan dari para pemuda/i. Bagi beliau, masa depan bangsa ada ditangan para pemuda/i-nya. Jika pemuda/i suatu bangsa tidak lagi memiliki karakter dan rasa nasionalisme yang kuat, maka kehancuran telah menunggu  bangsa itu. Pemuda/i adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Kepercayan beliau hari ini telah di uji. Memasuki tahun 2015, masyarakat Indonesia telah disibukkan untuk menghadapi Asean Economic Comunity (AEC). Bergabungnya Indonesia kedalam AEC ini membuka kesempatan bagi masyarakat Indonesia maupun luar Indonesia untuk bersaing secara bebas di negara peserta AEC tersebut. Batasan perekonomian antar negara semakin tipis. Produk asing dapat dengan bebasnya tersebar keseluruh penjuru Indonesia.
Hal ini tentu berpengaruh pada masyarakat Indonesia secara langsung. Perlu adanya daya saing yang kuat dalam diri setiap pemuda/i untuk menghadapi ketatnya daya saing yang akan muncul nantiya. tentu tidak ada yang menginginkan masyarakat Indonesia hanya menjadi penonton dan konsumen di negri sendiri. Hal ini hanya bisa diwujudkan dengan membangun pengembangan kepemimpnan, daya saing dan karakter pemuda/i Indonesia. Pengembangan kepemimpinan pemuda adalah kegiatan mengembangkan potensi keteladanan, keberpengaruhan, serta penggerakan pemuda.
Pemerintah dalam hal ini telah membuat kebijakan kebijkan dalam pengembangan potensi kepemudaan di Indonesia melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).  Menpora sendiri telah mengeluarkan peraturan Mentri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia nomor 0059 tahun 2013 tentang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda. Pengembangan kepemimpinan pemuda ini dilakukan melalui :
1. Pendidikan
Pendidikan kepemimpinan pemuda adalah proses pembelajaran untuk menanamkan nilai dan meningkatkan pengetahuan kepemimpinan.
2. Pelatihan
Pelatihan kepemimpinan pemuda adalah kegiatan simulasi dan praktik untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan pemuda.
3. Pengaderan
Pengaderan kepemimpinan pemuda adalah proses pembentukan dan penyiapan kader kepemimpinan pemuda dalam berbagai bidang dan tingkatan.
4. Pembimbingan
Pembimbingan kepemimpinan pemuda adalah proses pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas kepemimpinan pemuda.
5. Pendampingan
Pendampingan kepemimpinan pemuda adalah proses pemberian supervisi dan advokasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan pemuda.
6. Forum Kepemimpinan Pemuda
Forum kepemimpinan pemuda adalah wadah pengembangan potensi kepemimpinan dan wawasan kebangsaan pemuda.

6 kegiatan pengembangan tersebut diharapkan dapat mencetk karakter kepemudaan yang memiliki daya saing dalam menghadapi AEC 2015. Karakter yang kuat dari para pemudalah yang dapat membuat seluruh aspek ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia menjadi kuat.

Jumat, 15 Mei 2015

Pergerakan mahasiswa dari masa ke masa

“Sejarah dunia adalah sejarah orang muda, apabila angkatan muda mati rasa, maka matilah sejarah sebuah bangsa. -Pramoedya Ananta toer
Di Indonesia, mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mengubah sejarah kebangsaan dan perjalanan demokrasi. Catat saja bagaimana peranan mahasiswa mampu merubah wajah perpolitikan saat ini yaitu dengan Gerakan reformasinya. Jauh beberapa tahun kebelakang kita mengenal angkatan gerakan kemahasiswaan dengan segala momentum sejarah kebangsaan di tanah air.

1. Gerakan Mahasiswa Tahun 1966
Dikenal dengan istilah angkatan 66, gerakan ini awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, dimana sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang sekarang berada pada lingkar kekuasaan atau pernah pada lingkar kekuasaan, siapa yang tak kenal dengan Akbar Tanjung dan Cosmas Batubara. Apalagi Sebut saja Akbar Tanjung yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) periode tahun 1999-2004.
Angkatan 66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten Negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Eksekutif pun beralih dan berpihak kepada rakyat, yaitu dengan dikeluarkannya SUPERSEMAR (surat perintah sebelas maret) dari Presiden Sukarno kepada penerima mandat Suharto. Peralihan ini menandai berakhirnya ORLA (orde lama) dan berpindah kepada ORBA (orde baru). Angkatan 66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyaknya aktivis 66 yang duduk dalam kabibet pemerintahan ORBA.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1972
Gerakan ini dikenal dengan terjadinya peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas Januari). Tahun angkatan gerakan ini menolak produk Jepang dan sinisme terhadap warga keturunan. Dan Jakarta masih menjadi barometer pergerakan mahasiswa nasional, tokoh mahasiswa yang mencuat pada gerakan mahasiswa ini seperti Hariman Siregar, sedangkan mahasiswa yang gugur dari peristiwa ini adalah Arif Rahman Hakim.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1980 an.
Gerakan pada era ini tidak popular, karena lebih terfokus pada perguruan tinggi besar saja. Puncaknya tahun 1985 ketika Mendagri (Menteri Dalam Negeri) Saat itu Rudini berkunjung ke ITB. Kedatangan Mendagri disambut dengan Demo Mahasiswa dan terjadi peristiwa pelemparan terhadap Mendagri. Buntutnya Pelaku pelemparan yaitu Jumhur Hidayat terkena sanksi DO (Droup Out) oleh pihak ITB (pada pemilu 2004 beliau menjabat sebagai Sekjen Partai Serikat Indonesia / PSI).

2. Gerakan Mahasiswa Tahun 1990-an
Isu yang diangkat pada Gerakan era ini sudah mengkerucut, yaitu penolakan diberlakukannya terhadap NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Kordinasi Kampus) yang membekukan Dewan Mahasiswa (DEMA/DM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Pemberlakuan NKK/BKK mengubah format organisasi kemahsiswaan dengan melarang Mahasiswa terjun ke dalam politik praktis, yaitu dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0457/0/1990 tentang Pola Pembinaan dan Pengembangan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, dimana Organisasi Kemahasiswaan pada tingkat Perguruan Tinggi bernama SMPT (senat mahasiswa perguruan tinggi).
Organisasi kemahasiswaan seperti ini menjadikan aktivis mahasiswa dalam posisi mandul, karena pihak rektorat yang notabane perpanjangan pemerintah (penguasa) lebih leluasa dan dilegalkan untuk mencekal aktivis mahasiswa yang berbuat “over”, bahkan tidak segan-segan untuk men-DO-kan. Mahasiswa hanya dituntut kuliah dan kuliah saja.
Di kampus intel-intel berkeliaran, pergerakan mahasiswa dimata-matai. Maka tidak heran jika misalnya hari ini menyusun strategi demo, besoknya aparat sudah siap siaga. Karena banyak intel berkedok mahasiswa.
Pemerintah Orde Baru pun menggaungkan opini adanya pergerakan sekelompok orang yang berkeliaran di masyarakat dan mahasiswa dengan sebutan OTB (organisasi tanpa bentuk). Masyarakat pun termakan dengan opini ini karena OTB ini identik dengan gerakan komunis.
Sikap kritis mahasiswa terhadap pemerintah tidak berhenti pada diberlakukannya NKK/BKK, jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai kendaraan lain untuk menghindari sikap refresif Pemerintah, yaitu dengan meleburkan diri dan aktif di Organisasi kemahasiswaan ekstra kampus seperti PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PMKRI (Pergerakan Mahasiswa Katholik Republik Indoenesia) atau yang lebih dikenal dengan kelompok Cipayung.

3. Gerakan Mahasiswa Tahun 1998
Gerakan mahasiswa era sembilan puluhan mencuat dengan tumbangnya Orde Baru dengan ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada tanggal 12 mei 1998.
Gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan mencapai klimaksnya pada tahun 1998, diawali dengan terjadi krisis moneter di pertengahan tahun 1997. harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Mahasiswa pun mulai gerah dengan penguasa ORBA, tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda REFORMASI nya mendapat simpati dan dukungan yang luar biasa dari rakyat. Mahasiswa menjadi tumpuan rakyat dalam mengubah kondisi yang ada, kondisi dimana rakyat sudah bosan dengan pemerintahan yang terlalu lama 32 tahun! politisi diluar kekuasaan pun menjadi tumpul karena terlalu kuatnya lingkar kekuasaan, dan dikenal dengan sebutan jalur ABG (ABRI, Birokrat, dan Golkar).
Simbol Rumah Rakyat yaitu Gedung DPR/MPR menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia, seluruh komponen mahasiswa dengan berbagai atribut almamater dan kelompok semuanya tumpah ruah di Gedung Dewan ini, tercatat FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta), FORBES (Forum Bersama), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan FORKOT (Forum Kota). Sungguh aneh dan luar biasa, elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan : Turunkan Soeharto.
Memang lengser nya Soeharto seolah menjadi tujuan utama pada gerakan mahasiswa sehingga ketika pemerintahan berganti, isu utama kembali kepada kedaerahan masing-masing.
REFORMASI terus bergulir, perjuangan mahasiswa tidak akan pernah berhenti sampai disini. Perjuangan dari masa ke masa akan tumbuh jika Penguasa tidak berpihak kepada rakyat.

4. Gerakan Mahasiswa tahun 2000-an
mahasiswa di zaman yang lebih modern ini mulai mengalami pola pergerakan yang berbeda. lebih banyak pergerakan yang sifatnya "bawah tanah". namun mahasiswa masi tidak segan untuk turun ke jalan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang memberatkan rakyat. pergerakan mahasiswa pernah mampu memaksa pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM. Namun selain turun kejalan, mahasiswa juga mulai bergerak dengan melakukan audiensi langsung bersama pihak-piak terkait.

5. Gerakan mahasiswa tahun 2010-an dan seterusnya
Pergerakan mahasiswa di era teknologi ini semakin mengalami perubahan. pergerakan banyak dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi. kegiatan demonstrasi juga tidak seintens dulu. Mahasiswa lebih tertarik dengan kegiatan audiensi bersama pihak terkait, membuat pertemuan atau surat terbuka, dll yang sifatnya lebih ke rah pergerakan "bawah tanah". Banyak pihak yang menganggap ini sebuah kemajuan, namun tidak sedikit juga yang menganggap pergerakan semacam ini adalah bukti dari kemunduran mental pemuda/i Indonesia. namu pergerakan semacam ini sepertinya akan terus berkembag karena teknologi yang akan terus mendukung pergerakan semacam ini.

Organisasi dan Pembentukan Karakter

Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama dengan aturan dasar yang telah disepakati. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. pengertian tersebut membuat organisasi memiliki beberapa syarat, yaitu:
1. Anggota, sebagai konseptor, eksekutor, dan evaluator. minimal terdiri dari 2 orang
2. Tujuan yang sama yang diwujudkan dalam Visi Misi
3. Aturan dasar, nilai, dan adat istiadat.

ketiga hal tersebut adalah penyusun pokok suatu organisasi. al tersebut juga yang membedakan antara organisasi dengan kelompok. Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya tujuan, peraturan, apalagi tanpa anggotanya.

Lalu apa hubungan antara organisasi dengan pembentukan karakter?
Karakter seorang manusia diisi dengan 2 hal, yaitu Hard Skill dan Soft Skill. Hard skill dapat kita dapatkan dalam kegiatan belajar mengajar karena hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan teknis. Sedangkan soft skill dapat kita dapatkan dalam kegiatan keorganisasian karena soft skill merupakan kemampuan yang berhubungan dengan cara berkomunikasi, kedisiplinan, profesionalisme,dll. Hal ini menunjukkan bahwa untuk membentuk suatu karakter yang baik, dibutuhkan perpaduan antara kegiatan akademik dan non-akademik yang sinkron.

karakter ini tentu perlu dibentuk saat seseorang masih dalam masa belajar (TK-Kuliah). Saat sudah memasuki dunia kerja, seseorang sudah harus bisa survive dengan karakternya saat itu. Tentu saja karakter yang telah dimiliki oleh seseorang juga akan sangat berpengaruh pada karir yang akan dijalani. Perusahaan cenderung lebih tertarik pada karyawan dengan kemampuan soft skill baik.
Hal ini telah diteliti secara mendalam oleh National Association of Colleges and Employers (NACE), Amerika Serikat pada tahun 2002. NACE melakukan survei terhadap 457 pimpinan perusahaan mengenai karateristik unggul seorang calon pekerja. Dari survei tersebut, diperoleh 20 kepribadian unggul (Winning Charateristic) lulusan yang paling dicari oleh perusahaan (diurutkan berdasarkan skor tertinggi) yakni sebagai berikut :
  1. Kemampuan Komunikasi – 4.69
  2. Kejujuran/Integritas  –  4.59
  3. Kemampuan Bekerja Sama  – 4.54
  4. Kemampuan Interpersonal –   4.5
  5. Beretika  –  4.46
  6. Motivasi/Inisiatif  –  4.42
  7. Kemampuan Beradaptasi –  4.41
  8. Daya Analitik –  4.36
  9. Kemampuan Komputer  – 4.21
  10. Kemampuan Berorganisasi – 4.05
  11. Berorientasi pada Detail-  4.0
  12. Kepemimpinan  –  3.97
  13. Kepercayaan Diri  – 3.95
  14. Ramah –  3.85
  15. Sopan –  3.82
  16. Bijaksana  – 3.75
  17. Indeks Prestasi (>=3.0) – 3.68
  18. Kreatif – 3.59
  19. Humoris  – 3.25
  20. Kemampuan Berwirausaha – 3.23
 Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan mengikuti suatu organisasi kita dapat membentuk karakter yang lebih siap menghadapi dunia kerja dan memberikn perubahan pada dunia.

Selasa, 16 Desember 2014

Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit Universitas Padjadjaran



KSR PMI Unit Unpad merupakan subuah organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas yang bergerak dibidang kemanusiaan dan berpegang teguh pada prinsip Palang Merah Indonesia. KSR PMI Unit Unpad merupakan sebuah organisasi yang mempunyai sifat mandiri, demokratis, sukarela dan kekeluargaan. Sehinga dalam setiap kegiatannya selalu berusaha untuk melakukan segala sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena kesukarelaan inilah setiap anggota KSR PMI Unit Unpad siap diterjunkan kelapangan untuk kegiatan kemanusiaan baik dalam lingkungan universitas maupun dalam lingkungan masyarakat.
Karena tugasnya yang sangat mulia inilah KSR PMI Unit Unpad sampai saat ini tetap berdiri kokoh dan melakukan regenerasi untuk merangkul anggota-anggota baru yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, karena jiwa sosial yang tinggi sangat dibutuhkan untuk menjadi anggota KSR PMI Unit Unpad dan tidak semua orang mempunyai itu. Untuk itulah peran KSR PMI Unit Unpad disini merupakan suatu wadah bagi orang-orang yang ingin menyalurkan kepeduliannya terhadap sesama dengan melakukan kegiatan yang bersifat kemanusiaan.
Sampai saat ini KSR PMI Unit Unpad telah berhasil merekrut anggota sampai XX angkatan, angotanya terdiri dari berbagai fakultas yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, Fakultas Pertanian, Fakultas Sastra, Fakultas Teknologi Industri Pangan, Fakultas Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Peternakan. Hampir semua fakultas yang ada di Unpad  telah tergabung dalam KSR PMI Unit Unpad. Ini membuktikan bahwa jiwa sosial yang dimiliki mahasiwa Unpad masih cukup tinggi. KSR PMI Unit Unpad tetap akan berusaha untuk merekrut anggota baru dari semua fakultas yang ada di Unpad.
KSR PMI Unit Unpad  sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang kemanusiaan tentunya banyak mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. Dalam mendukung kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan KSR PMI Unit Unpad banyak mengadakan kerjasama-kerjasama dengan banyak pihak, baik itu bersifat intern maupun ekstern. Mudah-mudahan apa yang telah dilakukan selama ini dapat membuat KSR PMI Unit Unpad menjadi sebuah organisasi yang lebih maju.

VISI DAN MISI ORGANISASI

1. VISI
KSR PMI UNIT UNPAD merupakan organisasi kemahasiswaan yang eksis dalam menampung minat dan bakat mahasiswa, memberikan pelayanan kepalangmerahan dan kemanusiaan kepada masyarakat, meningkatkan kualitas dan profesionalisme anggota dalam berorganisasi berdasarkan Tujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta Tri Dharma Perguruan Tinggi.
            2. MISI
1. Ikut menyebarluaskan misi kepalangmerahan.
2. Mengembangkan sumber daya manusia agar lebih terampil dalam pertolongan pertama.
3. Meningkatkan kedisiplinan anggota.
4. Menumbuhkan rasa sense of belonging terhadap KSR PMI Unit Unpad khusunya dan PMI umumnya.
5. Mensosialisasikan keberadaan KSR PMI Unit Unpad.
6. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan anggota dalam kehidupan berorganisasi.
7. Peningkatan sumber dana untuk menunjang kegiatan KSR PMI Unit Unpad

LAMBANG ORGANISASI

ARTI SIMBOLIS ;
  1. Obor ialah ilmu yang merupakan suluh penerangan kehidupan, yang membawa cahaya bahagia menuju keluhuran abadi melambangkan dharma seoarang mahasiswa sebagai juru penerang dalam ilmu  dan kemanusiaan
  2. Kujang, ialah sebagai senjata pusaka orang Sunda melambangkan kekuatan dan keberanian anggota KSR PMI Unit Unpad untuk menjalankan tugas kemanusiaan
  3. Sayap (terlukis sebagai daun paku), Daun paku berupa sayap yang memiliki arti senantiasa berusaha mencapai taraf atau mutu yang lebih tinggi
  4. Bunga teratai, yang sedang mekar melambangkan kejayaan dan keabadian serta kesucian sepanjang masa
  5. Logo PMI yang melambangkan prinsip kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandiriaan, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan
  6. Tulisan siamo tutti fratelli berarti kita semua bersaudara, menandakan bahwa KSR PMI Unit Unpad menjunjung tinggi rasa persaudaraan antar anggota dan sesama demi kemanusiaan

ARTI SIMBOLIK WARNA
  1. Merah, melambangkan kesan energi, kekuatan, keberanian, simbol dari api ( obor ), pencapaian tujuan dan cinta
  2. Putih, Menunjukkan kedamaian, kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan, kebersihan, cahaya, persatuan
  3. Kuning Merujuk pada matahari,yang bermakna energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, kebijaksanaan, optimisme, harapan,
  4. Hitam Melambangkan rasa ketegasan yang dimiliki oleh anggota KSR PMI UNIT UNPAD

  
SEJARAH ORGANISASI
Pada awalnya organisasi ini terbentuk dari sebuah organisasi yang bernama Keluarga Donor Darah. Keluarga Donor Darah dirintis oleh mahasiswa kedokteran Unpad yaitu dr. Yusri, dr. Setiawan, dr. Irvan, dan dr. Iman. Kemudian akhirnya pada tanggal 9 juni 1993 berubah nama menjadi Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unpad dan telah dibuka untuk umum. Pada tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai hari jadi KSR PMI Unpad. Kemudian namanya berubah menjadi Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Padjadjaran atau KSR PMI Unit Unpad pada tahun 2011.

Semangat untuk meneruskan Bapak Palang Merah Sedunia Jean Henry Dunant dan rasa prihatin sekelompok insan mahasiswa terhadap bencana alam, kelaparan, wabah penyakit menular, kecelakaan lalu lintas, dan beberapa kejadian yang setiap saat bisa juga terjadi di depan mata kita mendasari didirikannya KSR PMI Unit Unpad. Hal ini menjadikan keberadaan KSR PMI Unit Unpad menjadi sangat strategis dan efektif untuk terus dikembangkan secara berkelanjutan, mengingat organisasi ini adalah salah satu komponen dari SDM PMI sekaligus generasi muda penerus cita-cita dan misi pengabdian PMI di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Berikut adalah nama-nama komandan di KSR PMI Unit Unpad sampai saat ini :


o   Komandan Angkatan I                      : Yusri, (dr)         
o   Komandan Angkatan II                     : Irwan Gandana, (dr)
o   Komandan Angkatan III                   : Dedi Fitri Yadi, (dr, SpAn)
o   Komandan Angkatan IV                   : Yunaldi Altila, (dr)  

o   Komandan Angkatan V                     : Mirna, (dr)   

o   Komandan Angkatan VI                   : Dhevariza, (dr)         
o   Komandan Angkatan VII                  : Tita Rosita, (dr)
o   Komandan Angkatan VIII                : Miranti Pangastuti, (dr)
o   Komandan Angkatan IX                   : Sibin Chandra, (S.Ked)
o   Komandan Angkatan X                     : Robert Sihombing, (S.Ked)
o   Komandan Angkatan  2008- 2009    : Junior Perdana Sande, (S.Sos)
o   Komandan Angkatan  2009 -2010    : Nicka Kurniah ( S.kep)
o   Komandan Angkatan 2010 - 2011    : Deya Prastika ( S.Kep)
o   Komandan Angkatan 2011-2012      : Evelin Aprilianty ( S.Kep)
o   Komandan Angkatan 2012-2013      : Akhmad Hidayatulloh ( S.Pt)
o   Komandan Angkatan 2013-2014      : Dwi Juwita Meiyola
o   Komandan Angkatan 2014-2015      : Sellyan Septiani Berly  
o   Ketua Angkatan 2015-2016               : Yolanda Agustianeta  
o   Ketua Angkatan 2016-2017               : Visi Aurora Amartha  
o   Ketua Angkatan 2017-2018               : Yuli Anggia